Sepanjang hidup, Nabi Muhammad SAW diketahui memiliki beberapa istri.
Istri pertamanya bernama Siti Khadijah binti Khuwailid, saudagar kaya
berusia 40 tahun yang dinikahi sebelum beliau diangkat menjadi nabi dan
rasul. Ketika itu usia beliau 25 tahun. Beliau tidak menikah lagi dengan
perempuan manapun sewaktu Khadijah masih hidup.
Beberapa lama setelah Khadijah wafat, beliau baru menikahi Saudah binti Zam’ah.
Saat itu usia beliau sekitar 50 tahun.
* Beliau kemudian menikahi Siti Aisyah binti Abu Bakar Shiddiq, gadis berusia 9 tahun.
* Selanjutnya Nabi Muhammad SAW menikahi Hafsah binti Umar bin Khattab,
* Ummu Habibab binti Abi Sufyan,
* Hindun binti Abi Umaiyah,
* dan Zainab binti Jahsyin.
Zainab binti Jahsyin adalah istri pertama beliau yang meninggal dunia setelah beliau wafat.
* Beliau juga menikahi Juwairiyah binti Haris
* dan Shafiyyah binti Hayy.
* Adapun perempuan yang terakhir dinikahi beliau bernama Maimunah binti Haris.
Kesemua istri beliau lazim dijuluki ummul mukminin, yakni ibu-ibu orang yang beriman.
Dari pernikahannya dengan Siti Khadijah, Nabi Muhammad SAW dikaruniai enam putra dan putri,
yakni :
* Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Umi Kalsum, dan Fatimah.
* Anak pertama beliau bernama Qasim, yang dilahirkan sebelum Muhammad
SAW menjadi nabi. Atas dasar nama anak pertamanya itu, Nabi Muhammad SAW
kemudian digelari Abu Qasim atau Bapaknya Qasim. Namun, tidak banyak
cerita tentang kehidupan Qasim, sebab ia meninggal dunia pada usia 2
tahun.
* Selain itu, putra beliau yang wafat ketika masih kecil adalah Abdullah. Abdullah dilahirkan dan meninggal dunia di Mekkah.
* Abdullah juga diberi nama Thayyib dan Thahir lantaran lahir setelah beliau jadi nabi.
* Siti Khadijah melahirkan Zainab, anak ketiganya, ketika usia Nabi Muhammad SAW 30 tahun.
* Ruqayyah lahir sewaktu Nabi Muhammad SAW berumur 33 tahun,
* kemudian lahirlah Umi Kalsum.
* Adapun Fatimah dilahirkan di Mekkah pada 20 Jumadil Akhir, tahun kelima dari kerasulan Ayahnya.
* Dari seluruh ummul mukminin, hanya Siti Khadjiah yang memberikan
keturunan. Uniknya, putra dan putri beliau meninggal dunia sebelum
beliau wafat, kecuali Fatimah. Nabi Muhammad SAW dan Siti Khadijah
sangat sayang terhadap anak-anaknya.
Zainab Mendapat Kado Spesial
* Zainab, putri pertama Nabi Muhammad SAW, dipinang saat usianya
menginjak remaja. Zainab menikah dengan Abil ‘Ash bin Rabi’. Nabi
Muhammad SAW dan Siti Khadijah datang untuk memberikan doa.
* Siti Khadijah juga melepaskan kalung batu onyx Zafar yang
dipakainya, kemudian menggantungkannya ke leher Zainab sebagai kado
pengantin paling spesial. Tak sembarang orang bisa memiliki benda yang
sangat berkilau dan berharga pada zamannya itu, kecuali orang yang kaya
raya. Usai menikah, Zainab diboyong ke rumah keluarga Abil ‘Ash.
Zainab meyakini ketika suatu hari mendengar berita bahwa Ayahnya telah
menerima wahyu dari Allah SWT untuk hijrah dari Mekkah ke Madinah.
* Padahal, sang suami tidak mempercayainya. Suami Zainab termasuk
dalam barisan orang-orang yang memusuhi Nabi Muhammad SAW. Zainab
kemudian memutuskan masuk Islam dan menceraikan Abil ‘Ash. Zainab hijrah
bersama Ayah dan kaum muslimin. Kepergian Zainab tidak membuat Abil
‘Ash sedih. Abil ‘Ash bersama kawan-kawannya tetap saja memusuhi dan
memerangi Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya.
Satu waktu Abil ‘Ash tertangkap oleh pasukan kaum muslimin. Mendengar
kabar itu, Zainab segera meminta bantuan kepada Ayahnya untuk
melepaskan Abil ‘Ash. Nabi Muhammad SAW menemui pimpinan kaum muslimin.
Tidak berapa lama Abil ‘Ash dilepaskan dan dipertemukan dengan Zainab.
Abil ‘Ash ingin tinggal satu atap lagi dengan Zainab. Tetapi Zainab
tidak mau sebelum Abil ‘Ash memeluk Islam. Akhirnya Abil ‘Ash masuk
Islam dan Nabi Muhammad SAW mengembalikan Zainab kepadanya setelah
melalui akad nikah baru.
Zainab meninggal dunia pada tahun 8 Hijriah di samping suaminya. Ummu
Aiman, Ummu Athiyah, Ummu Salamah, dan Saudah binti Zam’ah termasuk
orang-orang yang akan memandikan jenazahnya. Kepada mereka, Nabi
Muhammad SAW berpesan, “Basuhlah dia (Zainab) dalam jumlah yang ganjil, 3
atau 5 kali atau lebih jika kalian merasa lebih baik begitu.
Mulailah dari sisi kanan dan anggota-anggota wudhu. Mandikan dia
dengan air dan bunga. Bubuhi sedikit kapur barus pada air siraman yang
terakhir. Jika kalian sudah selesai, beritahukanlah kepadaku.” Setelah
dimandikan, Rasulullah SAW memberikan selimutnya untuk mengkafani
jenazah Zainab.
Anugerah Untuk Utsman bin Affan
Ruqayyah lahir sesudah kakaknya, Zainab. Ia dipinang oleh ‘Utbah bin Abu
Lahab. Abu Lahab terkenal sebagai tokoh yang sangat membenci Nabi
Muhammad SAW. Tak lama setelah pernikahan itu, Rasulullah SAW menerima
wahyu.
Melihat sikap Abu Lahab yang terus memusuhi Islam, pernikahan mereka
disudahi. Ruqayyah kemudian menikah lagi dengan Utsman bin Affan. Selang
beberapa waktu setelah menikah, keduanya bersama rombongan hijrah ke
Habasyah (Ethiopia) demi menghindari fitnah dan menyelamatkan agamanya.
Utsman bin Affan beserta rombongan kembali lagi ke Mekkah. Kedatangan
Ruqayyah disambut kesedihan, sebab Ibunya telah wafat. Berikutnya
Ruqayyah dan suaminya bersama kaum muslimin pindah dari Mekkah ke
Madinah. Selama hijrah, Ruqayyah tidak menemukan kesulitan-kesulitan. Ia
selalu setia mendampingi dan mendukung perjuangan suaminya. Setelah
tinggal di Madinah, Ruqayyah terserang penyakit demam hingga akhirnya
meninggal dunia. Nabi Muhammad SAW tidak mengetahui menjelang
meninggalnya, sebab beliau sedang terlibat dalam Perang Badar.
Sepeninggal Ruqayyah, Utsman bin Affan dinikahkan oleh Nabi Muhammad
SAW dengan Umi Kalsum, adik Ruqayyah, pada tahun 3 Hijriyyah. Padahal,
saat itu Utsman bin Affan tengah mengalami masa berkabung yang panjang.
Kepergian istri yang amat dicintainya menyisakan duka dan kesedihan.
Sebelumnya, Umi Kalsum pernah menikah dengan ‘Utaibah bin Abu Lahab.
Namun, karena ‘Utaibah menolak masuk Islam dan lebih senang memilih
memerangi Islam, keduanya pun bercerai.
Utsman bin Affan bisa tersenyum kembali berkat kehadiran Umi Kalsum.
Bagi Utsman, hidup bersama Umi Kalsum sama membahagiakannya ketika ia
menjadi suami Ruqayyah. Sayangnya usia perkawinan keduanya tidak
langgeng. Enam tahun kemudian, Umi Kulsum pulang kerahmatullah.
Kepergian Umi Kulsum kembali menorehkan kesedihan di hati Utsman.
Bahkan, kesedihannya dirasakan Nabi Muhammad SAW yang duduk di atas
kuburnya sambil menangis berlinang air mata. Utsman bin Affan digelari
zun nurain, artinya yang mempunyai dua cahaya. Sebab, ia telah menikahi
dua putri Nabi Muhammad SAW.
Fatimah Penerus Keturunan Nabi Muhammad SAW
Fatimah adalah putri bungsu kesayangan Nabi Muhammad SAW. Diberi nama
Fatimah karena Allah SWT sudah menjamin menjauhkannya dari api neraka
pada hari kiamat nanti. Ia besar dalam suasana keprihatinan dan
kesusahan. Ibundanya wafat ketika usianya terlalu muda dan masih
memerlukan kasih sayang seorang Ibu.
* Sejak itu, ia yang dikenal pintar dan cerdas mengambil alih tugas
mengurus rumah tangga seperti memasak, mencuci dan mempersiapkan
keperluan Ayahanya. Dibalik kesibukan sehari-hari, ternyata ia wanita
yang ahli ibadah. Siang hari ia selalu berpuasa dan membaca Al-Quran,
sementara malamnya tak ketinggalan shalat tahajjud dan berzikir.
Pada usia 18 tahun, Fatimah dinikahkan dengan pemuda yang sangat miskin
hidupnya. Untuk membayar maskawin atau mahar saja, pemuda bernama Ali
bin Abi Thalib itu tidak mampu, sehingga harus dibantu oleh Nabi
Muhammad SAW. Prosesi pernikahannya berjalan dalam suasana yang amat
sederhana. Usai menikah, Fatimah sering ditinggalkan oleh suaminya yang
pergi berperang hingga berbulan-bulan. Namun Fatimah tetap ridho. Ia
tipe wanita salehah dan mandiri yang selalu bekerja, mengambil air,
memasak serta merawat anak-anaknya, tanpa mau berkeluh kesah karena
kemiskinannya. Ia pandai menjaga harga diri dan wibawa suami dan
keluarganya. Selain itu, ia menghabiskan waktunya untuk beribadah kepada
Allah SWT.
Sebagai bukti sayangnya terhadap Fatimah, Nabi Muhammad SAW menyatakan,
“Fatimah adalah bagian dariku. Siapa yang menyakitinya berarti
menyakitiku. Siapa yang membuatnya gembira, maka ia telah
membahagiakanku.” Fatimah dikenal paling dekat dan paling lama hidupnya
bersama Nabi Muhammad SAW. Ia juga meriwayatkan banyak hadis dari
Ayahnya. Fatimah meninggal dunia 6 bulan setelah Nabi Muhammad SAW
wafat, tepatnya hari Selasa bulan Ramadhan tahun 11 Hijriyah dalam usia
28 tahun. Fatimah dimakamkan di pekuburan Baqi’, Madinah.
Dari pernikahannya dengan Ali bin Abi Thalib, Fatimah dikaruniai 6 anak,
yaitu Hasan, Husein, Muhsin, Zaenab, Umi Kalsum, dan Ruqayyah. Namun,
Muhsin meninggal dunia pada waktu masih kecil. Dengan demikian, Nabi
Muhammad SAW tidak mempunyai keturunan kecuali dari Fatimah. Keturunan
beliau hanya menyebar dari garis kedua cucunya, yakni Hasan dan Husein,
yang kemudian disebut ahlul bait (pewaris kepemimpinan) Nabi Muhammad
SAW.***
Sejumlah doa, semoga Allah SWT mengabulkan, antara lain mempercepat kebangkitan kaum Muslim, memberi kaum Muslim tempat yang mulia diakhirat - terutama mempertemukan kita di surga dengan Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka wassallam. Aamiin yaa rabbal ‘alamiin.
BalasHapusAsyhaduu anlaa ilaaha illallaah wa asyhaduu anna muhammadarrasuulullaah
A’udzubillaahiminasysyaithaanirrajiim
Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin,
Arrahmaanirrahiim
Maaliki yaumiddiin,
Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin,
Ihdinashirratal mustaqiim,
Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi ‘alaihim waladhaaliin
Aamiin
Bismillaahirrahmaanirrahiim
1. Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, hamdan yuwaafi ni’amahu, wa yukafi mazidahu, ya rabbana lakal hamdu. Kama yanbaghi lii jalaali wajhika, wa ‘azhiimi sulthaanika.
2. Allaahumma shali wa sallim wa barik ‘alaa Sayyidina wa Maulaana Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi ajma’iin.
3. Allaahumma shali wa sallim wa barik ‘alaa Sayyidina wa Maulaana Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi ‘adada in’aamilahi wa ifdhaalih.
4. Allaahumma innaa nas’aluka salaamatan fiddiini waddun-yaa wal akhirati wa ’aafiyatan fil jasadi wa ziyaadatan fil ‘ilmi wabarakatan firrizqi wa taubatan qablal mauti, wa rahmatan ‘indal mauti, wa maghfiratan ba’dal maut. Allahuma hawwin ‘alainaa fii sakaraatil mauti, wannajaata minannaari wal ‘afwa ‘indal hisaab.
Ya Allaah, sesungguhnya kami memohon pada-Mu keselamatan dalam agama, dunia, akhirat, kesejahteraan/kesehatan jasmani, bertambah ilmu pengetahuan, rezeki yang berkat, diterima taubat sebelum mati, dapat rahmat ketika mati dan dapat ampunan setelah mati. Ya Allah, mudahkanlah kami pada waktu sekarat dan selamatkanlah kami dari api neraka serta kami mohon kemaafan ketika dihisab.
5. Allaahuma inna nas’aluka ridhaka waljannata wana’uudzubika min shakhkhatika wannaar.
Ya Allaah, sesungguhnya kami mohon keridhaan-Mu dan sorga, kami berlindung kepada-Mu dari kemurkaan-Mu dan siksa neraka.
6. Allaahumma inna nas aluka husnul khaatimah wa na'uudzubika min suu ul khaatimah.
Ya Allaah, sesungguhnya kami memohon pada-Mu akhir yang baik dan berlindung dari akhir yang buruk.
7. Ya Allaah, terimalah amal saleh kami, ampunilah amal salah kami, mudahkanlah urusan kami, lindungilah kepentingan kami, ridhailah kegiatan kami, angkatlah derajat kami dan hilangkanlah masalah kami.
8. Ya Allaah, tetapkanlah kami selamanya menjadi Muslim, tetapkanlah kami selamanya dalam agama yang kau ridhai - Islam, tetapkanlah kami selamanya menjadi umat dari manusia yang paling engkau muliakan - Sayyidina wa Nabiyyina wa Maulaanaa Muhammad Shallahu'alihi wa alihi wa shahbihi wa ummatihi, wa baraka wassallam.
9. Ya Allaah, percepatlah kebangkitan kaum Muslim. Pulihkanlah kejayaan kaum Muslim, Lindungilah kaum Muslim dari kesesatan terutama kemurtadan. Berilah kaum Muslim tempat mulia di akhirat.
10. Rabbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa ‘adzaabannaar
Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di dunia dan kesejahteraan di akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksaan neraka.
11. Rabbanaa taqabbal minna innaka antassamii’ul aliimu wa tub’alainaa innaka antattawwaaburrahiim. Washshalallaahu ‘alaa sayyidina wa nabiyyina wa maulaanaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka wassalaam.
Tuhan kami, perkenankanlah do’a-do’a kami, karena sesungguhnya Engkau Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Menerima taubat dan Maha Penyayang. Shalawat, salam dan berkah semoga dilimpahkan kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad s.a.w, atas keluarganya, sahabatnya dan umatnya semuanya.
12. Subhana rabbika rabbil 'izzati, 'amma yasifuuna wa salamun 'alal anbiyaa-i wal mursaliin, walhamdulillahirabbil 'alamiin.
Aamiin yaa Allaah, yaa rabbal ‘aalamiin.
Indra Ganie - Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Indonesia