Sepeninggal Ruqayyah, Utsman bin Affan dinikahkan oleh Nabi Muhammad
SAW dengan Umi Kalsum, adik Ruqayyah, pada tahun 3 Hijriyyah. Padahal,
saat itu Utsman bin Affan tengah mengalami masa berkabung yang panjang.
Kepergian istri yang amat dicintainya menyisakan duka dan kesedihan.
Sebelumnya, Umi Kalsum pernah menikah dengan ‘Utaibah bin Abu Lahab.
Namun, karena ‘Utaibah menolak masuk Islam dan lebih senang memilih
memerangi Islam, keduanya pun bercerai.
Utsman bin Affan bisa tersenyum kembali berkat kehadiran Umi Kalsum.
Bagi Utsman, hidup bersama Umi Kalsum sama membahagiakannya ketika ia
menjadi suami Ruqayyah. Sayangnya usia perkawinan keduanya tidak
langgeng. Enam tahun kemudian, Umi Kulsum pulang kerahmatullah.
Kepergian Umi Kulsum kembali menorehkan kesedihan di hati Utsman.
Bahkan, kesedihannya dirasakan Nabi Muhammad SAW yang duduk di atas
kuburnya sambil menangis berlinang air mata. Utsman bin Affan digelari
zun nurain, artinya yang mempunyai dua cahaya. Sebab, ia telah menikahi
dua putri Nabi Muhammad SAW.
Ummu Kultsum adalah adik
Ruqayyah ra., putri Rasulullah SAW. Ia telah menikah dengan Utaibah bin
Abu Lahab, saudara Utbah yang telah menikahi Ruqayyah, sebelurn mereka
mengenal Islam. Lalu ketika Rasulullah SAW. telah diangkat menjadi Nabi,
ia dan saudara-saudaranya memeluk Islam dengan lapang dada. Dan dakwah
Nabi SAW. yang selalu ditentang oleh Abu lahab beserta keluarganya ini,
menyebabkan Allah telah mewahyukan kepada Nabi SAW. firman-Nya yang
berbunyi, Maka celakalah kedua tangan Abu lahab'(Al-lahab: 1) ' Setelah
tutun ayat ini, Abu lahab berkata kepads Utaibah anaknya, "Kepalaku
tidak halal bagi kepalamu selama kamu tidak menceraikan putri Nabi. Maka
dia pun menceraikan istrinya, Ummu Kultsum begitu saja. Utaibah
mendatangi Nabi SAW. dan mengatakan kata-kata yang menyakitkan hati
Rasulullah SAW. Atas periakuan itu, maka Rasulullah SAW. telah berdoa
kepada Allah, agar mengirimkan anjing-anjing-Nya untuk membinasakan
Utaibah. Dan apa yang telah didoakan oleh Nabi SAW. terhadap Utaibah itu
benar-benar teriadi.
Dalam
suatu perjalanan, seekor singa yang ganas teiah memilih Utaibah di
antara teman-temannya untuk diterkam kepalanya. Utaibah mati dalam
keadaan yang sangat mengerikan. Setelah bercerai, maka Ummu Kultsum
kembali tinggal bersama Rasulullah SAW. di Mekkah. Dia ikut hijrah ke
Madinah ketika Rasulullah SAW. berhijrah, kemudian tinggal di sana
bersama keluarga Rasulullah SAW. Ruqayyah dan Ummu Kultsum adalah dua
orang saudara yang perjalanan hidup mereka hampir sama. Mereka berdua
teriahir dari bapak yang sama, ibu yang sama, suami mereka pun kakak
beradik yang namanya mempunyai arti yang sama; Utbah dan Utaibah,
mempunyai mertua yang sama, masuk Islam pada hari yang sama, bercerai
pada hari yang sama, dan setelah perceraian itu, mereka mempunyai suami
yang sama pula.
Ketika
Ruqayyah meninggal dunia, maka Utsman bin Affan ra. menikahi Ummu
Kultsum yang masih perawan yang belum terjamah oleb Utaibah. Pada waktu
itu adalah bulan Rabi'ul-Awwal, tahun ke-3 Hijriyah. Dan keduanya baru
berkumpul pada bulan Jumadits-Tsani. Mereka hidup bersama sampai Ummu
Kultsum meninggal dunia tanpa mendapatkan seorang anak pun. Ummu Kultsum
meninggal dunia pada bulan Sya'ban tahun ke-9 Hijriyah. Rasulullah SAW.
berkata, 'Seandainya aku mempunyai sepuluh orang putri, maka aku akan
tetap menikahkan mereka dengan Utsman.' Ummu Kultsum adaiah seorang
wanita yang cantik. la senang memakai jubah sutra yang bergaris. Pada
hari wafatnya, jenazahnya telah dimandikan oleh Asma' binti Umais dan
Shafiah binti Abdul Muthalib. jenazahnya ditempatkan di atas sebuah
keranda yang terbuat dari batang polgon palem yang baru dipotong. Dan
pada saat penguburannya, Rasulullah SAW. duduk di dekat kuburan Ummu
Kultsum dengan berlinangan air mata. Beliau berkata, siapa di antara
kalian yang tidak bercampur dengan istrinya tadi malam?' Abu Thalhah ra.
berkata, 'Aku, ya Rasulullah SAW' lalu Beliau menyuruhnya, "Turunlah
kamu." Maka Abu Thalhah turun dan menguburkan Ummu Kultsum ra.
Sejumlah doa, semoga Allah SWT mengabulkan, antara lain mempercepat kebangkitan kaum Muslim, memberi kaum Muslim tempat yang mulia diakhirat - terutama mempertemukan kita di surga dengan Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka wassallam. Aamiin yaa rabbal ‘alamiin.
BalasHapusAsyhaduu anlaa ilaaha illallaah wa asyhaduu anna muhammadarrasuulullaah
A’udzubillaahiminasysyaithaanirrajiim
Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin,
Arrahmaanirrahiim
Maaliki yaumiddiin,
Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin,
Ihdinashirratal mustaqiim,
Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi ‘alaihim waladhaaliin
Aamiin
Bismillaahirrahmaanirrahiim
1. Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, hamdan yuwaafi ni’amahu, wa yukafi mazidahu, ya rabbana lakal hamdu. Kama yanbaghi lii jalaali wajhika, wa ‘azhiimi sulthaanika.
2. Allaahumma shali wa sallim wa barik ‘alaa Sayyidina wa Maulaana Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi ajma’iin.
3. Allaahumma shali wa sallim wa barik ‘alaa Sayyidina wa Maulaana Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi ‘adada in’aamillaahi wa ifdhaalih.
4. Allaahumma innaa nas’aluka salaamatan fiddiini waddun-yaa wal akhirati wa ’aafiyatan fil jasadi wa ziyaadatan fil ‘ilmi wabarakatan firrizqi wa taubatan qablal mauti, wa rahmatan ‘indal mauti, wa maghfiratan ba’dal maut. Allahuma hawwin ‘alainaa fii sakaraatil mauti, wannajaata minannaari wal ‘afwa ‘indal hisaab.
Ya Allaah, sesungguhnya kami memohon pada-Mu keselamatan dalam agama, dunia, akhirat, kesejahteraan/kesehatan jasmani, bertambah ilmu pengetahuan, rezeki yang berkat, diterima taubat sebelum mati, dapat rahmat ketika mati dan dapat ampunan setelah mati. Ya Allah, mudahkanlah kami pada waktu sekarat dan selamatkanlah kami dari api neraka serta kami mohon kemaafan ketika dihisab.
5. Allaahuma inna nas’aluka ridhaka waljannata wana’uudzubika min shakhkhatika wannaar.
Ya Allaah, sesungguhnya kami mohon keridhaan-Mu dan sorga, kami berlindung kepada-Mu dari kemurkaan-Mu dan siksa neraka.
6. Allaahumma inna nas aluka husnul khaatimah wa na'uudzubika min suu ul khaatimah.
Ya Allaah, sesungguhnya kami memohon pada-Mu akhir yang baik dan berlindung dari akhir yang buruk.
7. Ya Allaah, terimalah amal saleh kami, ampunilah amal salah kami, mudahkanlah urusan kami, lindungilah kepentingan kami, ridhailah kegiatan kami, angkatlah derajat kami dan hilangkanlah masalah kami.
8. Ya Allaah, tetapkanlah kami selamanya menjadi Muslim, tetapkanlah kami selamanya dalam agama yang kau ridhai - Islam, tetapkanlah kami selamanya menjadi umat dari manusia yang paling engkau muliakan - Sayyidina wa Nabiyyina wa Maulaanaa Muhammad Shallahu'alihi wa alihi wa shahbihi wa ummatihi, wa baraka wassallam.
9. Ya Allaah, percepatlah kebangkitan kaum Muslim. Pulihkanlah kejayaan kaum Muslim, Lindungilah kaum Muslim dari kesesatan terutama kemurtadan. Berilah kaum Muslim tempat mulia di akhirat.
10. Rabbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa ‘adzaabannaar
Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di dunia dan kesejahteraan di akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksaan neraka.
11. Rabbanaa taqabbal minna innaka antassamii’ul aliimu wa tub’alainaa innaka antattawwaaburrahiim. Washshalallaahu ‘alaa sayyidina wa nabiyyina wa maulaanaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka wassalaam.
Tuhan kami, perkenankanlah do’a-do’a kami, karena sesungguhnya Engkau Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Menerima taubat dan Maha Penyayang. Shalawat, salam dan berkah semoga dilimpahkan kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad s.a.w, atas keluarganya, sahabatnya dan umatnya semuanya.
12. Subhana rabbika rabbil 'izzati, 'amma yasifuuna wa salamun 'alal anbiyaa-i wal mursaliin, walhamdulillahirabbil 'alamiin.
Aamiin yaa Allaah, yaa rabbal ‘aalamiin.
Indra Ganie - Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Indonesia
Alhamdulillah. Insyaallah jadi pelajaran yang baik.
BalasHapus